Thursday, August 15, 2013

Memindahkan Korban Kecelakaan dengan Benar

Repost from : Anomalibio

Apakah anda pernah menjadi saksi sebuah peristiwa kecelakaan lalu lintas? Kalau pernah, apa yang biasa anda lakukan? Apa yang biasa orang-orang sekitar lakukan? Selamatkan! Pindahkan ke pinggir jalan! Beri teh hangat! Atau yang justru lebih sering adalah orang-orang sekitar hanya melihat tanpa melakukan apa-apa.

Dari kedua kejadian di atas bila dibandingkan ternyata justru yang kedua, tidak melakukan apa-apa, lebih benar.

Memang keputusan paling tepat adalah tidak memindahkan korban selama keadaan memungkinkan. Tindakan penyelamatan seperti pemberian nafas buatan dan kompresi jantung memang sebaiknya dilakukan di tempat tanpa memindahkan korban. Tapi bila memang tujuannya untuk menghindarkan korban dari bahaya lain, bahaya ledakan akibat kebocoran tangki bensin misalnya, hal ini justru dianjurkan.

Ada banyak sekali variasi cara memindahkan korban kecelakaan, tergantung alat apa yang tersedia. Sayangnya, kebanyakan orang Indonesia masih belum tahu satupun dari banyak teknik tersebut. Yang terjadi adalah data statistik menunjukkan bahwa kebanyakan cedera fatal justru terjadi bukan karena kecelakaannya, tapi justru karena usaha penyelamat memindahkan korban tanpa teknik yang benar. Sungguh miris bukan?

Cedera yang paling dikhawatirkan pada kecelakaan adalah cedera tulang belakang. Bila ada cedera pada tulang belakang dan leher, kesalahan pengangkutan korban dapat berakibat fatal. Bila tanpa sengaja tulang belakang yang patah tersebut tertekuk, korban dapat mengalami kelumpuhan seumur hidupnya. Korban mungkin selamat, tapi tentu menderita karena lumpuh sekujur badan.

Yang akan saya bahas adalah tiga teknik memindahkan korban tanpa alat khusus,1 karena sebagai orang awam kemungkinan besar kita harus memindahkan korban kecelakaan tanpa alat yang memadai. Yang perlu diingat adalah ketiga teknik ini harus dilakukan dengan menarik korban melalui garis lurus untuk menghindari tertekuknya sumbu tulang belakang

Teknik pertama disebut shirt drag. Teknik ini dapat dilakukan kepada korban yang bajunya masih cukup kuat. Cengkeram bagian baju di sekitar bahu korban dan tarik. Baju yang tertarik harus bertumpu pada ketiak korban, bukan pada leher korban supaya korban tidak tercekik. Jangan lupa amankan terlebih dahulu kepala korban dengan menyokongnya menggunakan badan anda. Sokong kepala korban dengan lengan anda.

Teknik kedua disebut shoulder drag. Sama seperti shirt drag, bedanya yang anda tarik adalah bahunya dengan cara melingkarkan tangan di bawah ketiak korban. Ingat untuk tetap menyokong kepala korban dengan bagian siku lengan anda.

blogspot

Teknik ketiga adalah yang paling aman. Teknik ini disebut blanket drag. Tarikan dilakukan dengan menggunakan selimut atau kain seadanya. Dengan teknik ini korban akan terhindar dari goresan dan sumbu tubuh korban dapat dijaga tetap lurus.

blogspot

Teknik di atas adalah teknik-teknik yang digunakan untuk memindahkan korban dalam jarak pendek. Untuk jarak yang jauh, sangat disarankan untuk menggunakan alat bantu supaya tidak terlalu menguras tenaga. Keselamatan penyelamat tetap menjadi prioritas utama.

Ingat, pindahkan dengan benar dan jaga sumbu tubuh korban tetap lurus. Good luck

Referensi:
  1. Karren KJ, Hafen BQ, Limmer D. First Responder: A Skills Approach. In: Dickinson ET, editor. New Jersey: Prentice-Hall Inc.; 1998. p. 364.

No comments:

Post a Comment